Senin, 15 Maret 2010

I Love Mornings ! (esp. if he's there and I see him)

Tittle : I Love Mornings! (esp. if he’s there and I see him)
Rating : G (?) maybe ? or PG-13 (for the genre)
Genre : Fluff (?), kind of romance ? ok, you’ll found out by yourself
Pairing : Onew/Key
Warning : I wrote this in Bahasa, if you want to read it in English, just go to Google Translate… LOL too lazy to write in English since my English is bad (sorry >,<). And its YAOI (boyXboy love) don’t like ? don’t read !
Credit : Shinee prompt generator ! XDD it gave me this pairing and idea !
Disclaimer : Of course I didn’t own Onew, neither Key. I Own Taemin for myself. They’re belong to SME
Summary : Key is a highschool student who hates school and morning and he also hates to go to school by bus

Key POV

Oke, Aku benci pagi ! aku benci sekolah dan aku benci pergi ke sana dengan bus. Kau tahu kan, begitu banyak orang dan sempit. Dan oh ya ! bus juga pengap.

Seragamku bisa berantakan sampai di sekolah, dan aku juga benci itu. Hey, yang benar saja! Aku menyetrika seragamku sendiri di pagi buta dan yakin tak akan membiarkan orang orang di bus itu mengacaukan hasil jerih payahku !

Lalu, kenapa…. KENAPA SEKARANG AKU DI BUS SUPER-DAHSYAT-ABIS-BANGET-SANGAT SEMPIT INI ?!! oke itu berlebihan. Setidaknya bus ini sekarang cukup sempit untuk menyelonjorkan kaki di lantainya *dan kayaknya tak bakal ada yang mau mencoba*. Ya, kalau saja sekolahku tidak jauh juga ban sepedaku tidak bocor dan aku bangun jauh lebih pagi buta agar bisa menambalnya, tentu saja aku takkan berada di sini.

Aku masih berperang dengan diriku sendiri hingga supir bus mengerem tiba-tiba. Sepertinya dia lupa berhenti sejenak di halte untuk mengangkut beberapa penumpang lain—menyusahkan—bus mundur untuk kembali ke halte.

Para penumpang masuk, aku tak begitu memperhatikan mereka pada awalnya—tentu saja memang mereka siapa ?—sampai, ia masuk… dan. Nafasku seolah berhenti untuk sepersekian detik, Mataku tak mampu berkedip.  Jujur sungguh, laki-laki yang tampaknya mahasiswa itu telah menarik perhatianku. Ya. Aku. Aku yang diva luar biasa ini tertarik padanya—oke biar kujelaskan, Dia begitu manis—wajahnya—putih. Kulitnya seputih tahu. Dan ya. Pipinya. Pipinya terlihat begitu empuk. Aku ingin sekali mecubitnya, sampai keduanya memerah. Pasti warnanya cantik sekali. Matanya—oke aku terlalu banyak memperhatikan tapi biarkan aku melanjutkan—matanya sipit sekali, hingga aku pun membayangkan bagaimana mata itu kalau ia tertawa ? pasti membentuk garis lurus saja !

Aku terpesona pada wajahnya. Ya dari wajahnya saja aura lembut itu sampai padaku. Seolah dari wajah yang begitu tak memproyeksikan usianya itu—aku tahu ia mahasiswa dari sampul modul yang ia bawa di tangannya—semua yang ada di bus ini—bahkan walau itu bau badan orang di sampingku—terlihat, terasa begitu indah. Dan pantas. Pantas untuk kunikmati sebagai balasan dari buruknya pagi ini.

Nampaknya, ia sadar kalau dirinya diperhatikan. Ia menoleh, menatap lurus padaku. Dan sungguh apa yang diperbuatnya itu sangat tidak bagus untuk jantungku—membuatnya jauh lebih berdetak liar. Kemudian, Ia tersenyum. Manis. Sekali. Senyuman yang paling manis yang kulihat pagi ini—tentu saja bukan karena dia orang pertama yang tersenyum padaku pagi ini—yang bahkan hangatnya sampai ke hati. Semuanya terasa berhenti. Ya saat ia tersenyum padaku—setidaknya kukira begitu—waktu melambat, dan kemudian berhenti sejenak. Membiarkan hatiku—tubuhku, mengabadikan, memotret saat ini untuk kusimpan dan nampaknya kuingat selamanya.

Kau tahu, hatiku jarang ditawan. Bahkan oleh gadis sekalipun. Tapi, laki-laki ini—yang bahkan hanya dengan senyumnya yang manis—mampu mencurinya hingga aku takut. Takut Hatiku tak dikembalikan lagi pada tempatnya.

Ya tiba tiba saja aku sadar kalau aku bodoh. KENAPA AKU TAK MEMBALAS SENYUMNYA ?! dan itu kusesali saat ia akhirnya memalingkan wajahnya, lelah menunggu balasan senyumku ?—mungkin…
Sisa perjalanan di bus itu aku habiskan untuk mencuri pandang padanya. Sampai tiba saatnya aku turun lebih dulu. Dan mengedarkan pandanganku sekali lagi padanya.

Akankah ada pertemuan untuk kedua kalinya ?

Kudapati hatiku bertanya. Tapi bagian dari diriku yang lain menyahut, Hei! Key ! ingat, memang dia siapa ? kalian bahkan baru bertemu hari ini, kali ini. Bagaimana bisa dengan itu kau bahkan mengharapkan pertemuan kedua ? ingat kalian penumpang bus umum ? kesempatan kedua untuk pertemuan bus seperti ini hampir tak mungkin. Bisa saja ia hanya naik bus itu sekali saja kan ? lupakan ia. Ambil kembali hatimu.

Tapi tak bisa.

Maaf—bagian dari diriku yang lain—sepertinya tidak bisa.

Dan. Demi Tuhan ! YA AMPUN IA MEMBALAS !!! IA MEMBALAS PANDANGANKU !!! aku berkedip. Tak percaya tentu saja—bagaimana ia bisa sadar ?—dan pada kedipan kedua, pintu bus sekolah tertutup otomatis, dan akhirnya bus kembali melaju…

Percaya tidak, kalau aku—sekarang juga—suka pagi ?—tapi aku tetap benci sekolah, jangan tanya kenapa. Mungkin dan oh MUNGKIN aku akan naik bus sekolah terus ? oke. Tak kukira pria itu—yang ya Ampun tak kutahu namanya—mengubahku.

Aku suka pagi ! (apalagi kalau ada dia dan aku melihatnya)

End.

***

jadi, ini adalah awal dari fanfic yang sebelumnya udah gue post. haha iseng aja post yang pertama ini soalnya udah pernah gue post di tumblr :D . enjoy reading and please comment

Tidak ada komentar:

Posting Komentar